Apa saja sih Kriteria kota nyaman :
- produktif,
- aman damai,
- ekspresif,
- berkelanjutan.
Menurut UU Tata Ruang, kriteria kota yang nyaman ditinggali
adalah masyarakat dapat mengartikulasikan seluruh aktivitas sosial, ekonomi,
budayanya dengan tenang dan damai. Kota aman tenteram, terbebas dari gangguan
dan bencana, adaptif dengan perubahan iklim, warga bisa berkegiatan dengan
produktif dan mengaktualisasi jati dirinya sebagai orang Bandung ( jika itu di
Bandung ). Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) minimal 30 % ( 20 % publik, 10 % privat
) dari luas kota. Rencana Tata Ruang untuk rentang waktu 20 tahun. Jadi, harus
benar2 teliti dan komprehensif membuatnya, melibatkan seluruh pemangku
kepentingan ( stakeholder ).
Apa saja yang akan di bahas tentang "Ruang Terbuka Hijau kota" :
- definisi,
- fungsi,
- cakupan &
- manfaatnya
Ruang Terbuka Hijau di Jakarta |
Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau
areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi
perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau
pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk
meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang
Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga
berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota.
Sejumlah areal
di perkotaan, dalam beberapa
dasawarsa terakhir ini, ruang publik,
telah tersingkir akibat pembangunan gedung-gedung yang cenderung berpola
“kontainer” (container development)
yakni bangunan yang secara sekaligus dapat menampung berbagai aktivitas sosial
ekonomi, seperti Mall, Perkantoran, Hotel, dlsbnya, yang berpeluang menciptakan
kesenjangan antar lapisan masyarakat. Hanya orang-orang kelas menengah ke atas
saja yang “percaya diri” untuk datang ke
tempat-tempat semacam itu.
Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30 % dari luas
wilayah. Hampir disemua kota besar di Indonesia, Ruang terbuka hijau saat ini
baru mencapai 10% dari luas kota. Padahal ruang terbuka hijau diperlukan untuk
kesehatan, arena bermain, olah raga dan komunikasi publik. Pembinaan ruang
terbuka hijau harus mengikuti struktur nasional atau daerah dengan
standar-standar yang ada.
Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) terdiri dari Ruang
Terbuka Hijau Lindung (RTHL) Dan Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTH Binaan).
- Ruang Terbuka Hijau Lindung (RTHL) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih bersifat terbuka/ umum, di dominasi oleh tanaman yang tumbuh secara alami atau tanaman budi daya. Kawasan hijau lindung terdiri dari cagar alam di daratan dan kepulauan, hutan lindung, hutan wisata, daerah pertanian, persawahan, hutan bakau, dsbnya.
Hutan Lindung Kintaman |
- Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih bersifat terbuka/ umum, dengan permukaan tanah di dominasi oleh perkerasan buatan dan sebagian kecil tanaman. Kawasan/ruang hijau terbuka binaan sebagai upaya menciptakan keseimbangan antara ruang terbangun dan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota, peresapan air, pencegahan polusi udara dan perlindungan terhadap flora
Taman Kota |
- RTH makro, seperti kawasan pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan kota dan landasan pengaman bandar udara.
- RTH medium, seperti kawasan area pertamanan ( city park ), sarana olahraga, pemakaman umum.
- RTH mikro, yaitu
lahan terbuka yang ada di setiap kawasan permukiman yang disediakan dalam
fasilitas umum seperti taman bermain ( play ground ), taman lingkungan (
community park ) dan lapangan olahraga.
Secara sistem, RTH kota adalah bagian kota yang tidak
terbangun, yang berfungsi menunjang keamanan, kesejahteraan, peningkatan
kualitas lingkungan dan pelestarian alam. Umumnya terdiri dari ruang pergerakan
linear atau koridor dan ruang pulau atau oasis ( Spreigen, 1965 ). Atau path
sebagai jalur pergerakan dan room sebagai tempat istirahat, kegiatan atau
tujuan ( Krier, 1975 ). Dapat berbentuk buatan manusia dan alam yang terjadi
akibat teknologi, seperti koridor jalan dan pejalan kaki, bangunan tunggal dan
majemuk, hutan kota, aliran sungai, dan daerah alamiah yang telah ada
sebelumnya. Ringkasnya, totalitas kesatuan yang memiliki keterkaitan dan dapat
digunakan
sebagai sistem orientasi.
Lingkungan & masyarakat harus saling menjaga karena "Saling membutuhkan"
Ruang terbuka penting bagi kesehatan, kesejahteraan,
keamanan. Penampilannya dapat menimbulkan semangat dan kebanggaan. Menurut
klasifikasinya terbagi atas ; utility open space, green open space, corridor
open space, multiuse clasification ( De Chiara, 1982 ). Ruang terbuka kota
banyak menentukan pola bentuk dan tatanan ruang kota untuk tujuan kesehatan,
kenyamanan, peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian alam. Secara rinci
sistem ruang terbuka kota diuraikan sebagai berikut ;
- Ruang terbuka terkait produksi ( lahan kehutanan, pertanian, produksi mineral, sumber air, komersial dan rekreasi ).
- Ruang terbuka untuk preservasi sumber daya alam dan manusia ( rawa untuk habitat tertentu, hutan satwa, bentukan geologi, batu karang, tempat2 bersejarah dan pendidikan )
- Ruang terbuka untuk kesehatan dan kesejahteraan umum ( lahan untuk melindungi kualitas air, ruang penimbunan sampah buangan, ruang untuk memperbaiki kualitas udara, area rekreasi, area untuk menyajikan efek visual yang menarik ( bukit, pegunungan, lembah, danau, pantai ).
- Ruang terbuka sebagai koridor ( kabel tegangan tinggi, jaringan pipa, bantaran sungai, jalur kereta api ).
Kota, tak hanya kumpulan gedung dan sarana fisik. Kota
adalah kesatuan antara lingkungan fisik dan warga kota. Keduanya berinteraksi
selama proses berkembangnya kota. Perubahan2 yang bersifat positif akan
bermanfaat bagi warga kota. Kebanyakan kota di negara berkembang dibangun
dengan latar belakang agraris. Lahan pertanian di perkotaan sudah banyak yang
berubah fungsi menjadi kawasan permukiman. Sisanya, merupakan ruang RTH
produktif yang menghidupi dan memenuhi sebagian kebutuhan hasil pertanian warga
kota.
Fungsi dari penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan :
a) Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan;
b) Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara;
c) Tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman
hayati;
d) Pengendali tata air; dan e) Sarana estetika kota.
Manfaat penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan :
a) Sarana mencerminkan identitas daerah;
b) Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;
c) Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial;
d) Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
e) Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;
f) Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa
dan manula;
g) Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat;
Tanaman meredam suara bising sampai 80 %
Penataan RTH yang tepat mampu meningkatkan kualitas atmosfer
kota, penyegaran udara, menurunkan suhu kota, menyapu debu permukaan kota,
menurunkan kadar polusi udara dan meredam kebisingan. Penelitian Embleton (
1983 ) menyebutkan, 1 hektar RTH dapat meredam suara 7 desibel per 30 meter
jarak dari sumber suara, pada frekuensi kurang dari 1000 CPS. Versi Carpenter (
1975 ) dapat meredam kebisingan 25-80 %.
RTH umumnya didominasi tanaman dan tumbuhan yang banyak
berpengaruh pada kualitas udara kota. Tanaman dapat menciptakan iklim mikro,
yaitu penurunan suhu sekitar, kelembaban yang cukup, kadar oksigen yang
bertambah karena adanya proses asimilasi dan evapotranspirasi dari tanaman.
Tanaman juga menyerap ( mengurangi ) karbondioksida di udara hasil kegiatan industri,
kendaraan bermotor, dsb. Menurut riset Gerakis, 1 hektar RTH dapat menghasilkan
0,6 ton oksigen untuk konsumsi 1500 orang per hari. Kota yang baik seyogyanya
membuat warga kota sehat dengan kenyamanan dan kualitas lingkungan yang
dimilikinya.
Dalam lanskap, "tanaman" adalah primadona.Karena memiliki seni :)
Elemen lanskap terbagi dua ;
- Elemen keras ( hard material ) ; perkerasan, bahan statis
- Elemen lembut ( soft material ) ; tanaman, air.
Elemen keras ( hard material ) |
Elemen lembut ( soft material ) |
Bagi arsitek lanskap yang banyak menangani hubungan antara
manusia, alam dan teknologi bahan, tanaman merupakan salah satu faktor penting
dalam perancangan. Elemen lembut selalu berkembang sesuai masa pertumbuhannya,
menyebabkan bentuk, tektur, warna dan ukurannya selalu berubah. Tanaman adalah
makhluk yang tumbuh dipengaruhi alam dan tempatnya tumbuh. Tata hijau (
planting design ), sangat penting dalam pembentukan ruang luar. Penataan dan
perancangannya mencakup ; habitus tanaman, karakter tanaman, fungsi tanaman dan
peletakan tanaman.
Habitus tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi
botanis/ morphologis, sesuai dengan ekologis dan efek visual. Segi botani
tanaman, terdiri ;
- Pohon : batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam dan tinggi di atas 3 meter.
- Perdu : batang berkayu, percabangan dekat tanah, berakar dangkal, tinggi 1-3 meter.
- Semak : batang tidak berkayu, percabangan dekat tanah, berakar dangkal, tinggi 50-100 cm.
- Penutup tanah : batang tidak berkayu, berakar dangkal, tinggi 20 – 50 cm.
- Rerumputan.
Segi ekologis, tanaman dilihat dari tempat hidupnya di ;
- Dataran rendah
- Dataran tinggi
- Lereng
- Gurun
- Danau
- Pantai.
Fungsi tanaman :
- anti erosi,
- bising, debu,
- silau dan banyak lagi fungsi nya:)
Tanaman selain bernilai estetis juga meningkatkan kualitas
lingkungan. Berbagai fungsi tanaman dapat dikategorikan sbb :
- Kontrol pandangan. Tanaman dapat menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar matahari, lampu jalan, dan sinar lampu kendaraan. Pohon atau perdu yang padat sebaiknya diletakkan di sisi atau median jalan. Di median jalan tol, dilarang menanam pohon, sebaiknya tanaman semak agar sinar lampu kendaraan dari arah berlawanan bisa dikurangi. Peletakan pohon, perdu, semak, ground cover dan rumput dapat menahan pantulan sinar dari perkerasan, hempasan air hujan dan menahan jatuhnya sinar matahari ke daerah yang membutuhkan keteduhan. Tanaman tinggi diperlukan untuk menghalangi cahaya yang sangat terang. Tanaman rendah untuk menghalangi refleksi dari kaca jendela rumah. Tanaman dapat dipakai sebagai dinding, atap dan lantai ( komponen pembentuk ruang ). Atap dibentuk oleh tajuk pohon yang membentuk kanopi, atau tanaman merambat pada pergola. Lantai bisa dibentuk dari rumput atau penutup tanah ( ground covers ). Pandangan dari arah atau ke arah ruang yang diciptakan, dapat dikendalikan dengan pengaturan tanaman. Tanaman bisa digunakan untuk membatasi pandangan ( ruang pribadi/ privacy space ). Ruang pribadi dibentuk dengan penempatan tanaman pembatas pandangan setinggi 1,5 – 2 meter. Tanaman dapat pula dimanfaatkan untuk menghalangi pandangan terhadap hal2 yang tidak menyenangkan untuk dilihat, seperti timbunan sampah, tempat pembuangan sampahdan galian tanah.
- Pembatas fisik. Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan manusia dan hewan, juga mengarahkan pergerakan.
- Pengendali iklim. Faktor iklim yang mempengaruhi kenyamanan manusia adalah suhu, radiasi matahari, angin, kelembaban, suara dan aroma. Tanaman menyerap panas sinar matahari dan memantulkannya, sehingga menurunkan suhu dan iklim mikro. Bayang2 tajuk pohon menciptakan iklim mikro. Tanaman menahan, menyerap dan mengalirkan tiupan angin sehingga menimbulkan iklim mikro. Perhatikan tinggi pohon, bentuk, jenis, kepadatan dan lebar tajuk. Tanaman mengurangi kecepatan angin 40 – 50 %. Tanaman dapat menyerap suara bising di daerah yang membutuhkan ketenangan. Perhatikan tinggi pohon, lebar tajuk dan komposisi tanaman. Contoh, pada topografi lembah, tanaman Coniferous mereduksi 75 % suara mobil dan 80 % suara truk. Pada topografi datar, tanaman semak mereduksi 75 % suara mobil dan 50 % suara truk. Tanaman sebagai filter, menyaring debu, bau dan memberi udara segar.
- Pencegah erosi. Pembentukan muka tanah, pemotongan dan penambahan muka tanah ( cut and fill ), penggalian tanah untuk danau buatan bisa menimbulkan efek negatif pada lahan. Tanah menjadi rapuh dan mudah tererosi oleh air hujan dan hembusan angin kencang. Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga menjadi kokoh dan tahan terhadap pukulan air hujan serta tiupan angin. Juga menahan air hujan yang jatuh secara tidak langsung ke permukaan tanah. Untuk jenis tanaman merambat, maksimal kemiringan tanah 45 derajat ( perhatikan karakter akar dan tanah ).
- Habitat satwa. Tanaman menjadi sumber makanan bagi hewan dan tempat berlindungnya, sehingga secara tidak langsung membantu pelestarian kehidupan satwa.
- Nilai estetis. Nilai ini diperoleh dari perpaduan antara warna ( daun, batang, bunga ), bentuk fisik tanaman ( batang, percabangan, tajuk ), tekstur tanaman, skala dan komposisi tanaman. Nilai estetis tanaman diperoleh dari satu tanaman, sekelompok tanaman sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis atau kombinasi antara tanaman dengan elemen lanskap lainnya. Bayangan tanaman terhadap dinding, lantai, perbedaan bentuknya saat tertiup angin dan bergulirnya waktu, bisa terlihat indah. Tanaman yang diletakkan pada tepi atau sekeliling kolam, bayangannya akan tercermin di air ( refleksi ) menghasilkan pemandangan menarik. Keindahan itu meningkatkan kualitas lingkungan.
Warna batang, daun dan bunga menimbulkan efek visual,
tergantung refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tsb. Warna daun dan bunga
menarik perhatian manusia, hewan dan mempengaruhi emosi yang melihatnya. Warna
cerah membangkitkan rasa senang, gembira dan hangat. Warna lembut memberi kesan
tenang dan sejuk. Beberapa jenis tanaman dalam berbagai warna dipadukan dan
dikomposisikan akan terlihat estetis.
Bentuk tanaman dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan bentuk 2
atau 3 dimensi, memberi kesan dinamis, indah, memperlebar dan memperluas
pandangan, atau sebagai aksen ruang. Tekstur suatu tanaman ditentukan batang/
percabangannya, massa daun, serta jarak pandang terhadap tanaman tsb. Tekstur
tanaman juga mempengaruhi secara psikis dan fisik orang yang memandangnya.
Skala, atau proporsi tanaman adalah perbandingan tanaman dengan lingkungan
sekitarnya.
Aneka pohon dan posisinya di ruang kota.
Peletakan tanaman harus disesuaikan dengan tujuan
perancangannya, dengan mengingat fungsi tanaman yang dipilih. Pada peletakan
ini mesti dipertimbangkan kesatuan dalam desain ( unity ), yaitu antara lain ;
variasi, penekanan, keseimbangan, kesederhanaan, urutan. Dalam perencanaan
tanaman lanskap, pemilihan jenis tanaman merupakan faktor penting. Jenis dan
karakteristik tanaman yang banyak digunakan dalam desain langskap, antara lain
;
Cemara gunung (
Cemara junghuniana ), D/T = 6/20 m,
bentuk tajuk segitiga, ditanam sepanjang tepi jalan raya.
Bambu halus (
Arundinaria japonica ), D/T = 1,5/ 6 m, bentuk tajuk rumpun, ditanam di tepi
jalan keluar kendaraan, atau area parkir.
Cemara gembel (
Cupressus papuana ), D/T = 2,5 /5 m, bentuk tajuk segitiga, ditanam di area
parkir.
Tanjung ( Mimusops
elengi ), D/T = 8/8 m, bentuk tajuk segitiga, bentuk tajuk bebas, ditanam di
tepi jalan dan area parkir.
Cemara tiang (
Cupressus sempervirens ), D/T = 2,5/5 m, bentuk tajuk segitiga, ditanam di
jalan sekunder.
Cemara susun (
Araucaria exelsa ), D/T = 10/30 m, bentuk tajuk segitiga, ditanam di tepi jalan
sekunder, pembentuk ruang.
Kenari ( Canarium
comune ), D/T = 6/22 m, bentuk tajuk bebas, ditanam di tepi jalan raya.
Bunga sapu tangan
( Maniltoa gemipara ), D/T = 6/15 m, bentuk tajuk kubah, ditanam untuk
identitas lokasi atau peneduh.
Rasamala ( Allenga
exelsa ), D/T = 8/20, bentuk tajuk bebas, ditanam sebagai peneduh atau pencegah
erosi.
"Jadi serukan kalo kita menjaga dan melestarikan lingkungan hijau,akan banyak sekali manfaatnya jadi ayo kita wujudkan kehidupan yang nyaman untuk kita sendiri keluarga dan orang lain.Oh ya selain akan memberikan kesan nyaman,lingkungan hijau juga akan memberikan keindahan pada lingkungan.ayo tunggu apa lagi?hehe:D"
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar